Showing posts with label bahasa. Show all posts
Showing posts with label bahasa. Show all posts

2021/02/23

Pengertian, Macam-macam, dan Ciri-ciri Puisi Rakyat

Apa yang dimaksud puisi rakyat? Puisi rakyat merupakan kesusasteraan lisan yang berkembang di kalangan rakyat serta memiliki pola yang telah pakem. Sebagai kekayaan luruh yang bernilai dan perlu diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka kita perlu mempelajari tentang puisi rakyat. Mari kita pejari dengan saksama.

I. MENGENAL PUISI RAKYAT

Sajak atau puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Jenis-jenis puisi rakyat adalah sebagai berikut.

1. Pantun: Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik, berima silang (a-b-a-b), irama yang indah, dan memiliki makna yang penting.

2. Gurindam: Gurindam merupakan karya sastra lama yang berbentuk puisi. Terdiri atas dua baris kalimat yang mempunyai rima atau sajak yang sama dan mengandung nasihat di dalamnya.

3. Talibun: Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
 
4. Syair: Syair merupakan salah satu puisi lama, syair berasal dari bahasa Arab yaitu Syi'ir atau Syu’ur yang artinya perasaan yang mendalam
 
5. Mantra: Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib, serta memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi rakyat lainnya?
 
6. Karmina: Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Pada umumnya, karmina dibuat untuk menyindir secara langsung. Karmina juga biasa dikenal dengan sebutan pantun kilat.
 
7. Seloka: Seloka adalah pantun berkait. Setiap bait saling berkaitan, misalnya bait pertama berkaitan dengan bait ketiga, dan baris kedua berkaitan dengan baris keempat.


II. MEMAHAMI STRUKTUR DAN POLA PUISI RAKYAT

A. Pantun
Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut disusun dengan kata- kata hingga sedemikian rupa, sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
  1. Pantun disusun dalam bait-bait. Satu bait terdiri dan 4 bans.
  2. Setiap baris terdiri dari 4-6 kata atau sekitar 8-12 suku kata.
  3. Setiap bait pantun terdiri dari sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, tetapi lebrh baik apabila kata-kata pada sampiran merupakan cermin dari isi yang hendak disampaikan).
  4. Pantun bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau sajak lain).

B. Syair
Syair merupakan puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri-ciri memiliki empat baris tiap baitnya, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat atau cerita. Syair juga memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:
  1. Setiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Setiap baris terdiri atas 8--14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris adalah isi.
  5. Bahasanya biasanya kiasan.

C. Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang berisi dua baris di setiap baitnya, bersajak atau memiliki rima a-a-a-a, dan isinya ialah sebuah nasihat. Gurindam juga memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:
  1. Gurindam terdiri atas dua baris pada tiap baitnya.
  2. Pada tiap barisnya memiliki jumlah kata sekitar 10 sampai 14 kata.
  3. Tiap barisnya memiliki hubungan sebab akibat.
  4. Tiap barisnya memiliki rima atau bersajak a-a, b-b, c-c dan seterusnya.
  5. Maksud dari isi gurindam ada pada baris kedua.
  6. Gurindam biasanya berisi tentang nasihat-nasihat, dan filosofi hidup (kata-kata mutiara)

D. Mantra
Mantra memiliki ciri sebagai berikut.
  1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
  2. Bersifat lisan, sakti, atau magis.
  3. Adanya perulangan.
  4. Metafora merupakan unsur penting.
  5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius.
  6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris, dan persajakan.

F. Seloka
Seloka memiliki beberapa ciri sebagai berikut.
  1. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
  2. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

G. Talibun
Talibun memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
  1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10, dan seterusnya.
  2. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
  3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
  4. Apabila enam baris sajaknya a-b-c-a-b-c.
  5. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a-b-c-d-a-b-c-d

III. MENYIMPULKAN ISI PUISI RAKYAT

A. Menyimpuikan Isi Pantun.

Pantun merupakan salah satu karya fiksi prosa lama yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui isi pesan dalam sebuah pantun, kalian dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Membaca pantun tersebut dengan saksama.
  2. Menuliskan yang termasuk isi dari pantun tersebut.
  3. Mengembangkan isi pantun tersebut secara singkat dengan bahasa kalian sendiri.

Contoh: 
Anak itik main di padang
Bertemu katak lalu berteman
Hati senang dada kepalang
Ayah pulang membawa mainan 
 
Berdasarkan pantun di atas dapat disimpulkan bahwa isi dari pantun tersebut adalah seorang anak merasa senang karena ayahnya pulang membawa sebuah mainan.

B. Menyimpulkan Isi Gurindam

Untuk menyimpuikan isi gurindam, perhatikan hal-hal berikut:
  1. Membaca ulang gurindam tersebut.
  2. Memerhatikan aspek pemilihan katanya.
  3. Makna kata sulit pada gurindam tersebut.
  4. Menyimpuikan isi pesan yang terkandung dengan menggunakan bahasa kalian sendiri.
 
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat, tentu dirimu kelak tersesat
Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat
 
Simpulan:
  1. Jika kita melakukan suatu perbuatan tanpa didasari oleh ilmu, tentu kita akan terjerumus pada kesesatan.
  2. Kita harus pandai-pandai mencari teman untuk dijadikan sahabat. Sahabat yang baik adalah yang mampu memberikan ketenangan dan menjadi “obat” manakala kita dalam kesusahan.

C. Menyimpuikan Isi Syair

1. Langkah-langkah menyimpuikan isi syair.
a. Membaca ulang syair yang akan disimpulkan.
b. Mencari ide pokok syair tersebut.
c. Mengartikan setiap kata yang sulit pada syair tersebut.
d. Menyimpuikan isi pesan dengan bahasamu sendiri. 

2. Contoh menganalisis isi syair.
Nilai dalam syair merupakan hasil perenungan dan pemikiran yang tercermin dalam syair. Nilai tersebut dapat berhubungan dengan situasi yang dirasakan, dihayati, atau dialami penyair pada masanya.

IV. MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PADA PUISI RAKYAT
 
A. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun.

Pantun merupakan salah satu jenis sastra lisan yang berbentuk puisi. Pantun dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Pola perkembangan pantun berkaitan dengan jenis pantun. Jenis pantun dapat dibedakan dengan pantun talibun dan karmina.
 
  • Talibun merupakan sejenis puisi lama seperti pantun, karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, dan abcde-abcde.Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris.
  • Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). BiSsanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.

B. Menelaah Struktur Pantun.

Teks pantun disusun berdasarkan struktur teks yang terdiri dari sebagai berikut:
  • Sampiran, terletak pada dua baris pertama dan biasanya tidak ada hubungan dengan bagian kedua (isi).
  • Isi, dua baris terakhir yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Meskipun pada umumnya sampiran tidak berkaitan dengan isi, tetapi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Kedudukan sampiran dan isi tidak dapat dipertukarkan. Sebuah pantun selalu diawali dengan sampiran dan kemudian diikuti dengan isi.


C. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam.

Gurindam merupakan puisi lama (Melayu) yang terdiri atas dua baris dalam satu bait, memiliki akhiran rima sama, dan rima tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah gurindam.

1. Struktur gurindam.
Berikut struktur gurindam:
  • Terdiri atas dua baris.
  • Bersajak a-a.
  • Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.Baris kedua berisi jawaban atau konsekuensi dari baris pertama

2. Bahasa gurindam.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan gurindam menggunakan kalimat pola hubungan syarat pada larik pertama dan pada larik kedua menggunakan kalimat pola hubungan kondi?i/ keadaan apabila pola hubungan syarat dilakukan.


D. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri atas empat baris dan dengan isi.
 
1. Struktur Syair.
Struktur syair adalah sebagai berikut:
  • Terdiri atas empat baris dalam sebait dengan isi semua di setiap barisnya.
  • Bersajak a-a-a-a.
  • Lebih dari satu bait.
  • Satu baris terdiri atas empat kata.Tidak terikat dengan aturan.
 
2. Bahasa pada syair.
Penulisan syair tidak lepas dari aspek kebahasaannya. Aspek kebahasaan yang digunakan untuk menulis syair adalah menggunakan kalimat sapaan, kalimat perintah, kata simbolik, dan ungkapan lama.
 
3. Menelaah unsur-unsur syair.
Unsur-unsur syair meliputi tema, perasaan, nada, dan amanat. Berikut unsur-unsur syair.
  • Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Contoh tema syair adalah ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, dan sebagainya.
  • Perasaan berkaitan dengan perasaan yang disampaikan penyair melalui syairnya. syair dapat mengungkapkan perasaan yang beraneka ragam, mungkin perasaan sedih, kecewa, bend, rindu, maupun bahagia.
  • Nada merupakan sikap batin penyair yang hendak diekspresikan kepada pembaca. Misalnya, ada nada menasihati, mencemooh, iri hati, penasaran, dan sebagainya.Amanat berkenaan dengan maksud, pesan, atau tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui syairnya.

V. MENYAJIKAN PUISI RAKYAT SECARA LISAN DAN TULIS

A. Menulis Pantun dengan Berbagai Konteks.

Pantun merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk puisi lama dengan sampiran dan isi. Apabila kita ingin menulis pantun perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Mehentukan ide atau gagasan pokok yang akan dituangkan atau disampaikan dalam bentuk pantun.
  • Menyusun ide atau gagasan pokok yang akan disampaikan dalam sebuah pantun menjadi dua larik. Dalam menulis ide pokok tersebut perlu memerhatikan bunyi akhirannya yang harus berbeda.
  • Menentukan pilihan kata yang memiliki akhiran yang sama seperti dua larik sebelumnya.
  • Membuat bagian sampiran pantun yang dapat diambil dari konteks benda/kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan isi pantun.Menyusun kembali larik pantun dengan rima yang memiliki akhiran sama.
Untuk membuat gurindam dan syair, langkah-langkah yang digunakan hampir sama dengan membuat pantun. Tetapi dalam pembuatan gurindam dan syair harus memerhatikan dan disesuaikan dengan ciri dan struktur yang berlaku.

B. Berunjuk karya dengan Puisi Rakyat.

Berunjuk karya dengan puisi rakyat merupakan cara kita menerapkan atau mempraktikkan hasil karya puisi rakyat dengan cara memusikalisasikan syair dan gurindam. Berikut merupakan langkah-langkah musikalisasi syair dan gurindam.
  • Membuat dua kelompk yang terdiri dari kelompok syair dan gurindam berjumlah minimal 3 orang dan maksimal 15 orang.
  • Membuat sebuah syair atau pantun dengan memerhatikan strukturnya.
  • Memberi nada yang sesuai dengan isi pesan syair/gurindam.
  • Melakukan secara bergantian dengan kelompok lain.

C. Berbalas Pantun.

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang pada mulanya disampaikan dengan cara didendangkan. Pantun dibacakan dengan menggunakan irama seperti halnya puisi. Berikut merupakan langkah-langkah dalam berbalas pantun:
  • Membuat dua kelompok yang terdiri dari 3 orang.
  • Menyiapkan beberapa pantun yang akan digunakan untuk kegiatan berbalas pantun.
  • Memerhatikan intonasi, lafal, dan ekspresi pada saat berbalas pantun.
  • Melakukan secara berulang-ulang sampai salah satu kelompok tidak berhasil membalas pantun yang diberikan

2020/09/29

Teks Deskripsi - Pengertian, Ciri-Ciri, dan Tujuan

 A. Menentukan Ciri Isi dan Tujuan Teks Deskripsi

Teks Deskripsi adalah sebuah paragraf dimana gagasan utamanya disampaikan dengan cara menggambarkan secara jelas objek, tempat, atau peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca. Sehingga pembaca seolah-olah bisa merasakan langsung apa yang sedang diungkapkan dalam teks tersebut.

Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan.

1. Mengidentifikasi Ciri Objek, Tujuan, dan Isi Teks Deskripsi

a. Ciri-ciri teks deskripsi

Ciri-ciri yang dimiliki teks ini sangat jelas, sehingga akan sangat mudah membedakan teks ini dengan teks lainnya. Berikut ciri-cirinya:

  1. Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu.
  2. Paragraf yang digambarkan, dijelaskan secara sangat jelas, dan rinci serta melibatkan kesan indra.
  3. Ketika pembaca membaca teks deskripsi, maka seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang dibahas di dalam teks.
  4. Teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik objek, seperti bentuk, ukuran, warna, atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek dengan rinci.

 

b. Tujuan teks deskripsi

Tujuan Teks deskripsi adalah memberi penjelasan yang utuh kepada pembacanya supaya mereka dapat memahami apa yang sedang dibicarakan dengan jelas, entah dalam hal bentuk fisik ataupun wujud yang abstrak seperti sikap, rasa, dan lain sebagainya.
 

c. Isi teks deskripsi


Pada teks deskripsi, penulis berusaha memindahkan kesan atau persepsi, hasil observasi, dan kata hatinya kepada pembaca dengan menyampaikan sifat dan semua perincian yang dapat ditemukan pada objek yang diamati. Dengan istilah lain, penulis berusaha menciptakan sensasi atau impresi indra pembaca dalam rangka menghasilkan kesan berdasarkan daya nalar dan imajinasinya melalui teks atau paragraf deskripsi.

2. Mengidentifikasi Jenis Teks Deskripsi


Teks deskripsi dapat dikembangkan menjadi 3 jenis teks, yakni:

  • Teks Deskripsi Spatial.
  • Teks Deskripsi Subjektif.
  • Teks Deskripsi Objektif.


3. Mendaftar Ciri Penggunaan Bahasa pada Teks Deskripsi


Berikut ciri kebahasaan teks deskripsi.

  1. Teks deskripsi melukiskan atau menggambarkan kondisi objek, tempat, peristiwa, dan semacamnya secara terperinci.
  2. Teks deskripsi memberikan kesan berdasarkan efek panca indra, sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau terlibat dalam peristiwa yang diuraikan penulis.
  3. Teks deskripsi menggali sumber ide dari pengamatan (observasi), sehingga semakin baik dan detail pengamatan seorang penulis, maka besar kemungkinan penggambaran dalam teks deskripsi semakin baik dan detail pula.
  4. Teks deskripsi membutuhkan data-data valid berupa fakta dan sesuai realita sebagai ilustrasi untuk memperjelas penggambaran.
  5. Teks deskripsi menggunakan pola pengembangan urutan ruang. Di bagian ini, penulis menggambarkan suatu kondisi, peristiwa, dan hal dalam teks deskripsi berdasarkan objek yang diamati satu persatu atau secara bergantian.

teks deskripsi, pengertian, ciri-ciri, tujuan, teks deskripsi, pelajaran bahasa indonesia, jenis, penggunaan bahasa,struktur, cara menulis, langkah



B. Menentukan Isi Teks Deskripsi

1. Menentukan Perincian Informasi Pada Teks Deskripsi



Berdasarkan penulisannya teks deskripsi dibagi menjadi dua pola pengembangan, yaitu

  • Pola pengembangan spasial
  • Pola pengembangan sudut pandang.


2. Membandingkan Isi Teks 1 dan Teks 2

Berikut langkah-langkah yang harus kalian lakukan agar dapat membandingkan dua teks
deskripsi.

  • Bacalah dengan cermat teks deskripsi tersebut.
  • Carilah perbedaan topik utama dan perincian isi teks deskripsi tersebut.
  • Carilah persamaan kedua teks tersebut berdasarkan pola pengelompokannya.
  • Carilah perbedaan atau persamaan penulis dalam mengembangkan isi tersebut.
  • Tuliskan perbedaan atau persamaan kesan panca indra teks deskripsi tersebut.


C. Menelaah Struktur dan Bahasa Teks Deskripsi

1. Mencermati Struktur Teks Deskripsi


Teks deskripsi memliki 3 unsur sebagai struktur pembangunnya. Struktur-struktur tersebut antara lain identifikasi, klarifikasi, dan bagian deskripsi.

2. Menelaah Penggunaan Bahasa pada Teks Deskripsi

 
Berikut adalah kaidah kebahasaan teks deskripsi:

  • Menggunakan kata benda sesuai topik yang dideskripsikan, seperti: sekolah, rumah, guruku, teman saya, dan Iain-lain.
  • Menggunakan frasa yang mengandung kata benda, contoh: beliau adalah seorang kepala sekolah yang rendah hati, dan lain-lain.
  • Mengandung kata sifat yang bersifat menggambarkan, seperti: satu siswa rajin, dua kaos kaki putih, dan lain-lain.
  • Mengandung kata kerja transitif untuk memberikan informasi subjek, misal: siswa itu mengenakan seragam putih biru dan lain-lain.
  • Mengandung kata kerja (perasaan, pendapat) dengan tujuan mengungkapkan pandangan pribadi penulis mengenai subjek. Seperti: saya pikir itu adalah kucing cerdas, saya yakin buku itu murah, dan lain-lain.
  • Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan mengenai objek, seperti: dengan cepat, di rumah, di kantin, dan lain-lain.
  • Menggunakan bahasa kiasan atau majas.

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan untuk membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional. Berikut jenis-jenis majas yang terdapat dalam teks deskripsi.

  1. Majas Metafora : Majas metafora ialah majas yang mengungkapkan perbandingan analogis antara dua hal yang berbeda.
  2. Majas Personifikasi : Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda mati seperti seolah-olah memiliki sifat manusia.


D. Menyajikan Lisan dan Menulis Teks Deskripsi

1. Menyajikan Teks Deskripsi secara Lisan dari Video yang Diamati


Cara menyajikan teks deskripsi secara lisan sesungguhnya hampir sama dengan menyajikan teks secara tertulis. Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam menyampaikan teks deskripsi secara lisan, antara lain sebagai berikut:

  • Materi.
  • Pola pengembangan yang digunakan.
  • Bahasa.
  • Aspek-aspek berbicara.


2. Menulis Teks Deskripsi


Berikut langkah-langkah menulis teks deskripsi:

  • Menentukan subjek yang akan dideskripsikan dan membuat judul yang sesuai.
  • Membuat kerangka bagian-bagian yang akan dideskripsikan.
  • Mencari dan mengumpulkan data.
  • Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf pembuka teks deskripsi atau bagian identifikasi.
  • Membuat rincian objek/suasana yang kamu deskripsikan dengan menggunakan kata dan kalimat yang merangsang panca indra. Sehingga pembaca teks deskripsi akan seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa yang kalian deskripsikan. Sebaiknya menggunakan variasi kata agar menarik.


3. Menyunting Teks Deskripsi


Menyunting dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tulisan. Menyunting dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

  • Membaca tulisan dengan teliti.
  • Memperbaiki kesalahan penulisan ejaan.
  • Memperbaiki kalimat sehingga menjadi kalimat yang runtut.
  • Memperbaiki paragraf hingga menjadi paragraf yang padu.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyuntingan adalah sebagai berikut.

  • Ketepatan penulisan ejaan.
  • Ketepatan penggunaan kata-kata.
  • Penggunaan kalimat efekif.
  • Keterpaduan paragraf.

2020/02/18

Arane Wit-Witan (Nama Pohon) - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Wit-Witan (Nama Pohon) - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane wit, sebutane wit, Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama pohon dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa

  1. Wit Aren arane: Ruyung
  2. Wit Gedhang arane: Debog
  3. Wit Jagung arane: Tebon
  4. Wit Jambe arane: Pucang
  5. Wit Jati enom arane: Jangglengan
  6. Wit Kacang arane: Rendeng
  7. Wit Kapuk  arane: Randhu
  8. Wit Krambil  arane: Glugu
  9. Wit Mlinjo arane: So, Bego
  10. Wit Pari arane: Damen
  11. Wit Pohung  arane: Bonggol
  12. Wit Pring enom arane: Bung
  13. Wit Pring tuwa arane: Bungkilan
  14. Wit Siwalan arane: Tal
  15. Wit Telo arane: Lung

Demikian artikel Arane Wit-Witan (Nama Pohon) - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2020/02/14

Arane Woh - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Woh - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane woh, sebutane woh, Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama biji buah dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa
  1. Woh Aren arane : Kolang-Kaling
  2. Woh Bengkoang arane : Besusu
  3. Woh Cengkeh arane : Polong
  4. Woh Gembang arane : Krandhing
  5. Woh Gembili arane : Katak
  6. Woh Jati arane : Janggleng
  7. Woh Kanthil arane : Gendhek
  8. Woh Kelor arane : Klenthang
  9. Woh Kesambi arane : Kecacil
  10. Woh Kluwak  arane : Pocung
  11. Woh Pandhan Eri arane : Padhaga
  12. Woh So arane : Mlinjo
  13. Woh Tal arane : Siwalan
  14. Woh Turi arane : Klentang
  15. Woh Uwi arane : Katak
  16. Woh Widara Putih arane: Anyang

Demikian artikel Arane Woh - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2020/02/11

Arane Isi - Pelajaran Bahasa jawa

Arane Isi - Pelajaran Bahasa jawa

Arane isi, sebutane isi, Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama isi buah dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa

Isi Asem arane : Klungsu
Isi Cipira rane : Botor
Isi Duren arane : Pongge
Isi Jambe arane : Jebug
Isi Jambu arane : Jebug
Isi Jati arane : Janggleng
Isi Kapas arane : Wuku
Isi Kates arane : Trempos
Isi Kesambi arane : Kecacil
Isi Kluwek arane : Pocung
Isi Kluwih arane : Bethem
Isi Krambil arane : Kenthos
Isi Mlinjo arane : Klathak
Isi Nangka arane : Beton
Isi Pelem arane : Pelok
Isi Randu arane : Klentheng
Isi Salak arane : Kenthos
Isi Sawo arane : Kecik
Isi Semangka arane : Kuwaci

Demikian artikel Arane Isi - Pelajaran Bahasa jawa. Seoga bermanfaat.

2020/02/07

Arane Godhong (Daun) - Pelajaran bahasa Jawa

Arane Godong (Daun) - Pelajaran bahasa Jawa

Arane Godhong, sebutane godong, Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama daun dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa

  1. Godhong Aren arane : Dliring
  2. Godhong Asem arane : Sinom
  3. Godhong Awar-awar arane : Dongeng
  4. Godhong Cipir arane : Cethethet
  5. Godhong Cekuk arane : Sriwadari
  6. Godhong Cocor Bebek arane : Tiba Urip
  7. Godhong Dhadhap arane : Tawa
  8. Godhong Gebang arane : Kajang
  9. Godhong Gedhang Enom arane : Pupus
  10. Godhong Gedhang Tua arane : Ujungan
  11. Godhong Gedhang Garing arane : Klaras
  12. Godhong Ijon-ijonan arane : Dingkik
  13. Godhong Iler arane : Sisikbang
  14. Godhong Jambe arane : Procot, Dedel
  15. Godhong Jarak arane : Bledheg
  16. Godhong Jarak Kebo arane : Lomah Lameh
  17. Godhong Jati arane : Jompong
  18. Godhong Jipang arane : Bethethet
  19. Godhong Kacang Brol arane : Rending
  20. Godhong Kacang Lanjaran arane : Lembayung
  21. Godhong Kara arane : Brobos
  22. Godhong Kates arane : Gampleng
  23. Godhong Kecipir arane : Cethethet
  24. Godhong Kemladheyan arane : Kumuda
  25. Godhong Ketela Rambat arane : Jlegor
  26. Godhong Kelor arane : Limaran / Sapu Jagad
  27. Godhong Kimpul (Tales) arane : Lumbu
  28. Godhong Kimpul Alas arane : Kombang
  29. Godhong Kluwi arane : Kleyang
  30. Godhong Krambi Enom arane : Janur
  31. Godhong Krambil Tuwa arane : Blarak
  32. Godhong Lempuyang arane : Lirih
  33. Godhong Lombok arane : Sabrang
  34. Godhong Mlinjo arane : Eso
  35. Godhong Pari arane : Damen
  36. Godhong Pring arane : Elarmanyura
  37. Godhong Pohung arane : Kopral
  38. Godhong Randu arane : Baladewa
  39. Godhong Semangka arane : Gudha
  40. Godhong Siwalan arane : Lontar
  41. Godhong Tebu Garing arane : Rapak
  42. Godhong Tebu Teles arane : Momol
  43. Godhong Tela arane : Jlegor
  44. Godhong Turi arane : Pethuk, Sampar  Angin
  45. Godhong Waluh arane : Lomah Lameh
  46. Godhong Widara Putih arane : Trawas
  47. Godhong Wuni arane : Major

Demikian artikel Arane Godong (Daun) - Pelajaran bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2020/02/04

Arane Pentil - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Pentil - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane pentil, sebutane pentil, Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama bakal buah dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa

  1. Pentil Asem arane : Cempaluk
  2. Pentil Jagung arane : Janter
  3. Pentil Jambe arane : Bleber
  4. Pentil Jambu arane : Karuk
  5. Pentil Kacang arane : Besengut
  6. Pentil Krambil arane : Blubuk
  7. Pentil Manggis arane : Blibar
  8. Pentil Nangka arane : Babal
  9. Pentil Pelem arane : Pencit
  10. Pentil Randhu arane : Plencing
  11. Pentil Semangka arane : Plonco
  12. Pentil So arane : Kroto
  13. Pentil Timun arane : Serit

Demikian artikel Arane Pentil - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga Bermanfaat.

2019/06/18

Arane Anak / Sebutane Bocah - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Anak / Sebutane Bocah - Pelajaran Bahasa Jawa, daftar namabunga dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa, kumpulan, rangkuman, istilah jawa

Arane Anak / Sebutane Bocah - Pelajaran Bahasa Jawa
  1. Ontang – anting : artine anak siji lanang / anak tunggal laki-laki
  2. Unting – unting : artine anak siji wadon / anak tunggal perempuan
  3. Uger – uger lawang : artine anak loro lanang kabeh / anak dua laki-laki semua
  4. Kembang sepasang : artine anak loro wadong kabeh / anak dua perempuan semua
  5. Gendhana-Gendhini : artine anak loro lanang-wadon / anak dua laki-laki dan perempuan
  6. Cukit dulit : artine anak telu lanang kabeh / anak tiga laki-laki semua
  7. Gotong mayit : artine anak telu wadon kabeh / anak tiga perempuan semua
  8. Saramba : artine anak papat lanang kabeh / anak empat laki-laki semua
  9. Sarimpi : artine anak papat wadon kabeh / anak empat perempuan semua
  10. Pandhawa : artine anak limo lanang kabeh / anak lima laki-laki semua
  11. Pancagati : artine anak limo wadon kabeh / anak lima perempuan semua
  12. Kendhana – kendhini : artine anak loro lanang wadon / anak dua laki-laki perempuan
  13. Kendhini – kendhana : artine anak loro wadon lanang / anak dua perempuan laki2
  14. Sendhang kapit pancuran : artine anak telu, lanang – wadon – lanang / anak tiga perempuan di tengah
  15. Pancuran kapit sendhang : artine anak telu, wadon-lanang-wadon / anak tiga laki-laki ditengah
  16. Keblat papat : artine anak papat lanang wadon / anak empat laki-laki perempuan
  17. Sepasar : artine anak lima lanang wadon / anak lima laki-laki perempuan
  18. Padangan : artine anak lima wadon siji / anak lima perempuan Satu
  19. Ipil-ipil ( pipilan ) : artine anak lima lanang siji / anak lima laki-laki satu
  20. Pandhawa nyandhangi : artine anak enem wadon siji wuragil / anak enam perempuan terakhir
  21. Kembar : artine anak loro lair bareng / anak dua lahir bersamaan
  22. Kembar gantung : artine bocah kembar laire let sedina / anak kembar lahir selang satu hari
  23. Dhampit : artine anak loro lanang wadon laire bareng / anak dua laki-laki perempuan lahir bersamaan
  24. Gilir kacang : artine anake akeh giliran lanang wadon / anak banyak bergilir laki-laki perempuan
  25. Lumpat kidang : artine anake akeh ora giliran lanang wadoh / anak banyak tidak bergilir laki-laki perempuan
  26. Gendhong : artine anak wadon akeh seng tengah anak lanang / anak perempuan banyak yang tengah anak laki-laki
  27. Pathok : artine anak lanang akeh seng tengah wadon / anak laki-laki banyak yang tengah perempuan
  28. Grandhel : artine anak lanang pirang – pirang, seng wuragil wadon, utawa anak wadon pirang-pirang seng wuragil lanang / anak banyak yang terakhir perempuan atau laki-laki
  29. Sumarak : artine anak akeh seng lanang luwih akeh / anak banyak yang laki-laki lebih banyak
  30. Anggana : artine anak akeh seng urip gari siji / anak banyak yang hidup tinggal Saturday
  31. Cemani : artine anak ireng mulus / anak hitam mulus
  32. Wungle, bule : artine anak putih mulus / anak putih mulus
  33. Gondhang kasih : artine anak loro beda pakulitane, ono seng ireng ana seng putih / anak dua beda warna kulitnya, anak yang putih ada yang hitam
  34. Pambarep : artine anak sing nomer siji / anak yang nomer satu
  35. Panggulu : artine anak sing nomer loro / anak yang nomer dua
  36. Pandhadha : artine anak sing nomer telu / anak yang nomer tiga
  37. Sumendhi : artine kakang wuragil / kakak anak terakhir
  38. Wuragil, waruju : artine anak seng keri dhewe / anak yang terakhir sendiri
  39. Panenggak : artine anak nomer loro seko lima cacahe anak / anak yang nomer dua dari lima bersaudara
  40. Panengah : artine anak nomer telu seko lima cacahe anak / anak yang nomer tiga dari lima bersaudara
  41. Lola ( yatim piatu ) : artine bocah seng ditinggal wong tuwane / anak yang orang tuanya sudah tiada
  42. Yatim : artine bocah lair wis ora menangi bapake / anak yang lahir sudah tidak mempunyai ayah
  43. Lola bapa ( biyung ) : artine bocah seng wes ora nduwe bapak utawa ibu / anak yang sudah tidak mempunyai salah satu dari bapak/ibu
  44. Konduran : artine bocah lair slamet nanging ibune seda / anak yang lahir selamat tapi ibunya meninggal
  45. Sumala : artine bocah sing cacat wiwit lair / anak yang cacat dari lahir
  46. Thok thing : artine bocah sing lair kanthi sirah cilik / anak yang lahir dengan kepala kecil
  47. Julung kembang : artine bocah sing lahir nalika srengenge mletek / anak yang lahir ketika matahari terbit
  48. Julung sungsang : artine bocah sing lahir nalika bedug awan / anak yang lahir ketiga waktu tengah hari / waktu dzuhur
  49. Julung sarab/surup : artine bocah sing lahir nalika ngarepake surup / anak yang lahir ketika matahari akan tenggelam
  50. Julung caplok : artine bocah sing lahir nalika surup / anak yang lahir ketika matahari tenggelam
  51. Margana : artine bocah sing lahir nalika ibune lelungan / anak yang lahir ketika ibunya sedang dalam bepergian
  52. Wuyungan : artine bocah sing lahir nalika perang / anak yang lahir ketika perang
  53. Wahana : artine bocah seng lahir nalika ibune ana pasamuan / anak yang lahir ketika ibunya sedang dalam acara pertemuan
  54. Jempina : artine bocah seng lahir durung wayahe / anak yang lahir belum saatnya
  55. Tiba sampir : artine bocah sing lahir kalung usus / anak yang lahir dengan posisi usus melingkar di leher
  56. Tiba ungker : artine bocah sing lahir ususe nggubed gulu / anak yang lahir dengan usus yang menjerat di leher
  57. Wungkul : artine bocah sing lahir tanpa ari-ari / anak yang lahir tanpa ari-ari
Demikian artikel Arane Anak / Sebutane Bocah - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2019/06/16

Arane Kembang - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Kembang - Pelajaran Bahasa Jawa.

Arane Kembang - Pelajaran Bahasa Jawa, daftar namabunga dalam bahasa jawa, kuncup, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa

A.
01.Kembang Aren : diarani Dangu

B.
02. Kembang Blutru : diarani Montro
03. Kembang Blimbing : diarani Maya

C.
04. Kembang Cubung : diarani Torong
05. Kembang Cengkeh : diarani Polong

D.
06. Kembang Duren : diarani Dlongop
07. Kembang Dhadhap : diarani Celung

E.
08. Kembang Garut : diarani Gremeng
09. Kembang Gori : diarani Angkup
10. Kembang Ganyop : diarani Puspanyidra
11. Kembang Gembili : diarani Seneng
12. Kembang Gedhang : diarani Ontong/Tuntut

J.
13. Kembang Jambe : diarani Mayang
14. Kembang Jati : diarani Janggleng
15. Kembang Jagung : diarani Jeprak /Sinuwur
16. Kembang Jambu : diarani Karuk
17. Kembang Jengkol : diarani Kecuwis
18. Kembang Jarak : diarani Juwis

K.
19. Kembang Kopi : diarani Blanggreng
20. Kembang Kacang : diarani Besengut
21. Kembang Kara : diarani Kepek
22. Kembang Kencur : diarani Sedhet
23. Kembang Kanthil : diarani Gadhing
24. Kembang Kelor : diarani Limaran
25. Kembang Kapas : diarani Kadi
26. Kembang Kecipir : diarani Cethethet
27. Kembang Kimpul : diarani Pancal
28. Kembang Kluwih : diarani Ontel
29. Kembang Krokot : diarani Naknik
30. Kembang Krambil : diarani Manggar

L.
31. Kembang Lombok : diarani Menik
32. Kembang Lamtoro : diarani Jedhidhing

M.
33. Kembang Mlinjo : diarani Kroto

N.
34. Kembang Nipah : diarani Dongong
35. Kembang Nangka : diarani Babal

P.
36. Kembang Pete : diarani Pendul
37. Kembang Pandhan : diarani Pudhak
38. Kembang Pace : diarani Nyreweteh
39. Kembang Pring : diarani Krosak
40. Kembang Pohung : diarani Ingklik

R.
41. Kembang Randhu : diarani Karuk

S.
42. Kembang Salak : diarani Ketheker
43. Kembang Suruh : diarani Drenges

T.
44. Kembang Telo : diarani Ingklik
45. Kembang Talas : diarani Pancal
46. Kembang Tebu : diarani Gleges
47. Kembang Timun : diarani Montro

W.
48. Kembang Widara Putih : diarani rejasa

Demikian artikel Arane Kembang - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2019/06/14

Arane Anak Kewan - Pelajaran Bahasa Jawa

Arane Anak Kewan - Pelajaran Bahasa Jawa. Berikut adalah daftar nama anak-anak hewan dalam Bahasa Jawa.

Arane Anak Kewan - Pelajaran Bahasa Jawa, daftar nama anak hewan dalam bahasa jawa, pelajaran sekolah, sekolah dasar, pepak boso Jowo, belajar bahasa jawa

A.
01. Anak ampal : jenenge embug.
02. Anak angrang : jenenge kroto.
03. Anak asu : jenenge kirik.

B.
04. Anak babi : jenenge gembluk.
05. Anak bandeng : jenenge nener.
06. Anak bantheng : jenenge wareng.
07. Anak banyak : jenenge blengur.
08. Anak baya : jenenge krete.
09. Anak bebek : jenenge meri.
10. Anak bethik : jenenge menter.
11. Anak blanak : jenenge sendha.
12. Anak brati : jenenge tongki.
13. Anak budheng/munyuk : jenenge kowe.
14. Anak bulus : jenenge ketul.

C.
15. Anak cacing : jenenge lur.
16. Anak cecak : jenenge sawiyah.
17. Anak celeng : jenenge genjik.
18. Anak coro : jenenge mendhet.

D.
19. Anak dara : jenenge piyik.
20. Anak dhorang : jenenge tamper.

E.
21. Anak emprit : jenenge indhil.

G.
22. Anak gagak : jenenge engkak.
23. Anak gajah : jenenge bledug.
24. Anak gangsir : jenenge clondho.
25. Anak garangan : jenenge rase.
26. Anak garengpung : jenenge drungkuk.
27. Anak gemak : jenenge drigul.
28. Anak glatik : jenenge cecrekan.
29. Anak gundik : jenenge laron/rayap.

I.
30. Anak iwak : jenenge beyong.

J.
31. Anak jangkrik : jenenge cendholo.
32. Anak jaran : jenenge belo.

K.
33. Anak kadal : jenenge tobil.
34. Anak kakap : jenenge caplek.
35. Anak kalajengking : jenenge ketupa.
36. Anak kancil : jenenge kenthi.
37. Anak kebo : jenenge gudel.
38. Anak kecapung : jenenge jenthit.
39. Anak kemangga : jenenge ceriwi.
40. Anak kepik : jenenge mreki.
41. Anak kidang : jenenge kompreng.
42. Anak kimar : jenenge kedah.
43. Anak kinjeng : jenenge senggutru.
44. Anak kinjeng dom : jenenge undur-undur.
45. Anak kintel : jenenge kenthus.
46. Anak kethek : jenenge kenyung.
47. Anak kodhok : jenenge precil.
48. Anak kumbang : jenenge engkuk.
49. Anak kunang : jenenge endrak.
50. Anak kremi : jenenge racek.
51. Anak kucing : jenenge cemeng.
52. Anak keong/kul : jenenge krikik.
53. Anak kupu : jenenge enthung/uler.
54. Anak kura : jenenge laos.
55. Anak kutuk : jenenge koncelan/kotesan.
56. Anak kwangwung : jenenge gendhot.

L.
57. Anak laler : jenenge singgat/set.
58. Anak lamuk/nyamuk : jenenge jenthik.
59. Anak lawa : jenenge kampret.
60. Anak lele : jenenge jabrisan.
61. Anak lemut : jenenge uget-uget.
62. Anak lintah : jenenge pacet.
63. Anak lisang : jenenge beles.
64. Anak lodan : jenenge jengkelong.
65. Anak lutung : jenenge kenyung.
66. Anak luwak : jenenge kuwuk.
67. Anak luwing : jenenge gonggo.

M.
68. Anak macan : jenenge gogor.
69. Anak manuk : jenenge piyik.
70. Anak menjangan : jenenge kompreng.
71. Anak menthok : jenenge minthi.
72. Anak merak : jenenge uncung.

N.
73. Anak nyambik : jenenge slira.

P.
74. Anak pe : jenenge genyong.
75. Anak pleting : jenenge jaringan.
76. Anak pitik : jenenge kuthuk.

S.
77. Anak sapi : jenenge pedhet.
78. Anak sembilang : jenenge lenger.
79. Anak singo : jenenge dibal.

T.
80. Anak tawon : jenenge gana.

81. Anak tekek : jenenge celolo.
82. Anak tombro : jenenge bokol.
83. Anak tikus : jenenge cindhil.
84. Anak tumo : jenenge kor.
85. Anak tongkol : jenenge cekethik/cengkik.

U.
86. Anak ulo : jenenge ucet/kisi.
87. Anak urang : jenenge grago.

W.
88. Anak wedhus : jenenge cempe.
89. Anak wader : jenenge sriwet.
90. Anak welut : jenenge udhet.
91. Anak wagal : jenenge jendhil.
92. Anak walang : jenenge dhogol.
93. Anak warak : jenenge plencing.

Y.
94. Anak yuyu : jenenge beyes.

Demikian artikel Arane Anak Kewan - Pelajaran Bahasa Jawa. Semoga bermanfaat.

2019/05/27

Ringkasan Singkat 12 Tenses Bahasa Inggris

Tenses dalam Bahasa Inggris dibagi menjadi 3 waktu yaitu :
  1. PRESENT TENSE (masa sekarang)
  2. PAST TENSE (masa lampau)
  3. FUTURE TENSE (masa yang akan datang)

Masing-masing akan dibagi lagi menjadi 4 tenses yaitu :
  • SIMPLE
  • CONTINUOUS (PROGRESSIVE)
  • PERFECT
  •  PERFECT CONTINUOUS (PERFECT PROGRESSIVE).

tenses bahasa inggris, pelajaran bahasa inggris, pelajaran sekolah, mata kuliah, mata pelajaran, belajar bahasa inggris, mudah belajar bahasa inggris, easy english, bahasa inggris untuk anak, bahasa inggris untuk pemula, bahasa inggris untuk umum, english for fun, kursus bahasa inggris, private bahasa inggris, pola, rumus, contoh tenses


Untuk lebih jelasnya silahkan melihat pada penjelasan dibawah ini :

Simple Present Tenses
Rumus:
  1. Subject + to be + verb + Main verb
  2. Subject + verbI +(s/es)

Simple Present Tense dipakai ketika:
  1. Kejadiannya bersifat umum.
  2. Terjadi sepanjang waktu, atau kebiasaan di masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang.
  3. Kejadiannya tidak hanya terjadi sekarang.
  4. Bersifat kebenaran umum, yang orang lain tidak dapat menyangkal lagi akan kebenarannya.

Contoh :
  1. he is handsome (dia tampan)
  2. is he handsome? (apakah dia tampan?)
  3. he is not handsome (dia tidak tampan)

Present Continuous Tense (Present Progressive Tense)
Rumus:
subject + to be (is, am, are) + Verb + ing

Present Continuous Tense dipakai ketika:
  1. Kejadian yang sedang terjadi sekarang, atau
  2. Kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang

Contoh :
  1. She is cooking in the kitchen. (dia sedang memasak di dapur)
  2. She is not cooking in the kitchen. (dia tidak sedang memasak di dapur)
  3. Is she cooking in the kitchen? (Apakah dia sedang memasak di dapur?)

Present Perfect Tense
Rumus:
subject + have + past participle (Verb 3)

Present Perfect Tense dipakai ketika:
Menunjukan suatu peristiwa yang selesai pada waktu yang singkat (baru selesai), pengalaman, perubahan, dan situasi yang berkelanjutan atau yang akan terjadi lagi.

Contoh :
  1. they have met me. (mereka sudah menemui saya)
  2. have they met me? (apakah mereka sudah menemui saya?)
  3. they have not met me. ( mereka belum menemui saya)

Present Perfect Continuous Tense
Rumus:
subject + have / has + been + Verb + ing

Present Perfect Continuous Tense dipakai ketika:
  1. Satu kejadian/kegiatan yang baru saja berlangsung
  2. Satu perbuatan yang berlangsung hingga sekarang (pada saat bicara masih terjadi)

Contoh:
  1. They have been playing football. (Mereka telah sedang bermain sepakbola)
  2. They have not been playing football. (merka telah tidak sedang bermain sepakbola)
  3. have they been playing football? (Apakah merka telah sedang bermain sepakbola?)

Simple Past Tense
Rumus:
  1. Kalimat Positif : subject + Verb 2
  2. Kalimat Negatif : subject + did + not + Verb 1
  3. Kalimat Tanya : Did + subject + Verb 1
Pengecualian: Ketika Predikat suatu kalimat bukan kata kerja, maka pengganti kata kerja tersebut adalah was (I, she, he, it) dan were (we, you, they).

Simple Past Tense dipakai ketika :
Membicarakan tentang satu perbuatan yang terjadi di masa lampau.

Contoh:
  1. They were student last year. (mereka pelajar tahun lalu)
  2. they were not student last year. (mereka bukan pelajar tahun lalu)
  3. were they student last year? (apakah mereka pelajar tahun lalu?)

Past Continuous Tense
Rumus:
subject + was/were + Verb + ing

Past Continuous Tense dipakai ketika :
menggambarkan suatu tindakan atau kejadian yang sedang berlangsung pada waktu tertentu di masa lampau.

Contoh:
  1. We were joking.
  2. We were not joking
  3. Were we joking?

Past Perfect Tense
Rumus:
subject + had + Verb 3

Past Perfect Tense dipakai ketika :
Menunjukkan tindakan di masa lalu sebelum tindakan lain terjadi, namun kejadiannya di masa lampau.

Contoh :
  1. I had listen the radio when you come here. (aku sudah mendengar radio sebelum kamu datang)
  2. I had already eaten when the arrived

Past Perfect Continuous Tense
Rumus:
subject + had + been + Verb + ing

Past Perfect Continuous Tense dipakai ketika :
mengekspresikan tindakan-tindakan yang lebih lama di masa lampau sebelum tindakan lain terjadi.

Contoh :
  1. She had been helping me when they went to school.
  2. The police had been looking for the criminal for two years before the cought him.
Simple Future Tense
Rumus:
  1. subject + WILL/SHALL + Verb
  2. subject + be + going to + Verb

Simple Future Tense dipakai ketika :
  1. menunjukkan peristiwa yang akan terjadi dimasa datang.
  2. memprediksikan peristiwa yang akan terjadi di masa datang.
  3. merencanakan suatu kegiatan di masa datang.

Contoh :
  1. He will finish his work tomorrow
  2. It will rain tomorrow
  3. I am going to London tomorrow

Future Continuous Tense
Rumus:
  1. subject + WILL + be+ Verb + ing
  2. subject + be going to + be + Verb + ing

Future Continuous Tense dipakai ketika :
menggambarkan suatu tindakan yang akan sedang terjadi di waktu tertentu di masa yang akan datang.

Contoh:
  1. He will be teaching me at eight tomorrow.
  2. I will be studying when you come.
  3. I am going to be studying at library.

Future Perfect Tense
Rumus:
subject + WILL + HAVE + Verb 3

Future Perfect Tense dipakai ketika :
menggambarkan suatu kegiatan yang akan telah selesai di masa yang akan datang sebelum kegiatan lain terjadi.

Contoh:
  1. They will be tired when they arrive.
  2. I will have graduated by the next time I see you.

Future Perfect Continuous Tense
Rumus:
Subject + WILL + HAVE + BEEN + Verb + ing

Future Perfect Continuous Tense dipakai ketika :
mengekspresikan durasi suatu kegiatan yang akan berlangsung dimasa datang sebelum kegiatan lain terjadi.

Contoh:
  1. He will be tired when he arrives. He will have been traveling for 24 hours.
  2. I will have been sleeping in two hours by the time he gets home.

KESIMPULAN
Rumus Umum Tense adalah sbb:
TENSES RUMUS
Present Simple Tense S + V1
Present Continuous Tense S + is/am/are + V-ing
Present Perfect Tense S + have/has + V3
Present Perfect Continuous Tense S + have/has + been + V-ing
Past Simple Tense S + V2
Past Continuous Tense S + was/were + V-ing
Past Perfect Tense S + had + V3
Past Perfect Continuous Tense S + had + been + V-ing
Future Simple Tense S + will + V1
Future Continuous Tense S + will + be + V-ing
Future Perfect Tense S + will + have + V3
Future Perfect Continuous Tense S + will + have + been + V-ing
Demikian artikel tentang RANGKUMAN SINGKAT 12 TENSES BAHASA INGGRIS. Semoga bermanfaat