Angin - Pengertian, Manfaat, Jenis, Alat Uji, & Faktor.
# Pengertian Angin.
Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena
udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
# Manfaat Angin.
# Kerugian Akibat Angin.
# Jenis-Jenis Angin
B. Angin Darat
C. Angin Gunung
D. Angin Lembah
E. Angin Fohn
F. Angin Muson
# Alat Uji Angin.
# Faktor terjadinya angin
Faktor terjadinya angin, yaitu:
# Pengertian Angin.
Udara
yang bergerak disebut angin. Angin bergerak dari daerah yang mempunyai
tekanan udara tinggi ke arah daerah yang mempunyai tekanan udara rendah.
Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan.
Udara
mengalir dari tempat yang dingin ke tempat yang panas. Di tempat
yang panas, udara bergerak naik dan digantikan oleh udara dari tempat
yang dingin. Angin tidak dapat dilihat tapi dapat dilihat akibatnya.
# Manfaat Angin.
Gerakan angin yang teratur dan terkendali, ternyata banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Membantu pengeringan baju & rambut.
2. Sebagai sarana permainan dan Hiburan. Contoh: Menerbangkan layang-layang.
3. Sebagai sarana olah raga. Contoh: Olah raga terbang layang.
4. Penggerak Pompa Irigasi dan alat giling hasil pertanian.
5. Membantu penyebaran biji tumbuhan di lingkungan sekitar (penyerbukan Tanaman).
6. Sebagai sumber energi.
7. Penggerak Alat Transportasi. Contoh: Menggerakkan perahu layar dan menerbangkan pesawat.
8. Mengisi ban dalam kendaraan seperti ban sepeda & mobil.
9. Perantara menyampaikan suara.
# Kerugian Akibat Angin.
Angin
dapat merugikan jika terjadi angin topan (badai/angin ribut). Di
lautan, angin yang bertiup sangat kencang dapat menyebabkan ombak besar.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, gelombang laut tersebut
disebabkan oleh angin kencang yang bertiup diatas permukaan laut.
Gelombang
pasang terjadi karena tiupan angin yang besar dari arah laut ke
daratan. Pantai yang terkena gelombang pasang dapat menyebabkan air laut
seolah-olah tumpah ke daratan.
Pada
daerah-daerah tertentu terdapat angin yang bersifat kering, karena
sedikit mengandung uap air. Angin bersifat kering ini membuat tanaman
layu dan mengering.
Contoh angin kering:
a. Angin Bahorok : angin ini dapat merusak perkebunan tembakau. Angin bahorok sering terjadi di daerah Deli-Sumatra Utara.
b. Angin Brubu : biasa terjadi di daerah Ujung pandang-Sulawesi Selatan.
c. Angin Kumbang : dapat merusak perkebunan tebu. Angin ini biasa terjadi di daerah Cirebon-Jawa Barat.
d. Angin Gending : merusak hasil pertanian dan perkebunan. Angin ini biasa terjadi di daerah Pasuruan dan Probolinggo-Jawa Timur.
Angin juga dapat mengikis permukaan tanah, menumbangkan pohon, menggugurkan bunga yang akan menjadi buah.
# Jenis-Jenis Angin
A. Angin Laut
Angin laut (sea breeze)
adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di
daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada siang
hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada
daratan, sinar matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan.
Ketika
suhu permukaan daratan meningkat pada siang hari, udara di atas
permukaan darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas
daratan menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di
lautan cenderung masih lebih tinggi karena lebih dingin. Akibatnya
terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang
lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya angin laut, di mana
kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan dan lautan.
Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam,
maka angin laut tidak terjadi.
B. Angin Darat
Angin
darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah
darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam
20.00 sampai dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Angin jenis ini
bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu
bertenaga angin sederhana.
Pada
malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan, karena
kapasitas panas tanah lebih rendah daripada air. Akibatnya perbedaan
suhu yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat laun hilang dan
sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara
di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada
daratan, sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin pantai
tidak cukup kuat untuk melawannya.
C. Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
D. Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
E. Angin Fohn
Angin Fohn (angin lokal, angin terjun, angin jatuh) (Foehn Wind) adalah angin yang terjadi seusai hujan orografis.
Angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan
yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang
naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu
turun di sisi lain.
Angin
Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena
uap air sudah dibuang pada saat hujan orografis. Angin Fohn bisa berlaku
misalnya di Kepulauan Biak dan Eropa Tengah dan Eropa Selatan. Biasanya
angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman
yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.
F. Angin Muson
Angin Muson (Monsoon)
adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan
antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang
berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada
setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah
tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada
bulan Oktober-April, Matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari
benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah
(depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi
(kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua
Australia.
Di
Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi
Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin
ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap
air, sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan
meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja penyebarannya tidak
merata. Makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap
airnya makin sedikit.
Pada
bulan April-Oktober, Matahari berada di belahan langit utara, sehingga
benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia
terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari Australia menuju Asia.
Di
Indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin
musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati
lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena
itu di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera,
Sulawesi Tenggara, dan pantai selatan Irian Jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu musim kemarau yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan
musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba
yaitu: udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Angin
Muson dibagi menjadi 2, yaitu Muson Barat atau dikenal dengan Angin
Musim Barat dan Muson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur
- Angin Musim Barat
Angin
Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang berhembus dari Benua
Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung
curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan
karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra.
Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan
Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim
hujan.
Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia terjadi musim hujan.
- Angin Musim Timur
Angin
Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah
sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini
yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan
Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
# Alat Uji Angin.
1. Anemometer
Anemometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan
merupakan instrumen stasiun cuaca umum. Istilah ini berasal dari kata
Yunani “anemos”, yang berarti angin.
Istilah
ini biasa digunakan untuk menggambarkan setiap instrumen pengukuran
kecepatan udara yang digunakan dalam meteorologi atau aerodinamis.
2. Windvane dan Windsock
Windvane
dan Windsock yaitu alat untuk mengetahui arah angin yang dinamakan
windvane dan Windsock. Keduanya merupakan alat untuk mengetahui arah
angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. pada umumnya alat
menentukan arah angin ini dapat ditemukan di bandara-bandara.
# Faktor terjadinya angin
Faktor terjadinya angin, yaitu:
- Gradien barometris : Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
- Letak tempat : Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.
- Tinggi tempat : Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
- Waktu : Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari